Awalnya adalah Gian Luca Venturelli yang mendirikan perusahaan
penyangrai (roasting company) kopi di pinggiran Lago di Garda-danau
terbesar di Italia. Gian Luca yang memilih sendiri jenis biji kopinya,
lalu dikirim dari negara penghasil kopi (seperti Jamaika) dengan tong
kayu kecil. Sampai di Italia, beragam jenis kopi itu dicampur dalam
komposisi tertentu yang dirahasiakan, disangrai dalam suhu yang tidak
membuat minyaknya menguap, dihaluskan dalam ruangan kedap oksigen, dan
dipak rapat hingga tak bersentuhan dengan atmosfer.
Kopi-kopi seperti itulah yang dijual di Lucaffe. Ada Blucaffe
yang dipanen dari lembah Blue Mountain di Jamaika. Jika tak puas, Anda
bisa memesan segelas espresso BlueMountain. Kopinya ditanam di atas
gunung dengan ketinggian lebih dari 2.000 meter di atas permukaan laut.
Aromanya kuat, keasamannya tak terjejak, crema yang dihasilkan dari
tekanan uap panas muncul, dan teksturnya halus.
Karena berasal dari perusahaan pengolah biji kopi, maka menikmati
kopi di kafe ini hanyalah salah satu pilihan. Anda bisa membeli biji
kopi atau bubuk kopi yang sudah ditempatkan dalam kantong 7 gram, dan
menyeduhnya di rumah. Jika tak memiliki mesin pembuat kopi, Lucaffe juga
menjual mesin kopi La Piccola. Juga dijual cangkir-cangkir bergambar
pria tambun dari Jamaika. QARIS TAJUDIN
LuCaffe
Lantai LG 01, Kemang Village Lippo Mall
Jakarta Selatan
Hanya Kopi
Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran orang akan kopi yang benar-benar kopi semakin tinggi. Banyak yang sudah meninggalkan kopi-kopi manis seperti cappuccino dan latte dan beralih ke single origin tanpa tambahan gula dan susu untuk mendapatkan rasa kopi yang sebenarnya.
Untuk menyuguhkan espresso dan single origin, mau tak mau kualitas biji kopi harus prima. Kopi telanjang ini akan mudah membuat kita merasa di surga atau neraka-tergantung bagaimana biji kopi diproses. Mungkin Anomali adalah salah satu kafe yang mencoba melakukan hal tersebut. Mereka selalu menjadi rujukan bagi penikmat kopi Indonesia. Cappuccino tanpa gula mereka jauh lebih baik dibanding milik kafe waralaba asal Amerika yang sangat terkenal.
Untuk yang berjiwa seni mungkin bisa mampir di Coffeewar, Kemang. Kafe itu biasa dikunjungi sejumlah penulis, misalnya Djenar Maesa Ayu. Mereka lebih berkonsentrasi pada kopi lokal, terutama dari Jawa, Mandailing, dan Toraja. Jika Anda merasa muda, That's Life Coffee patut dicoba. Selain mengandalkan kopi yang baik, mereka rajin menggelar acara seni dan hiburan.
Anda juga bisa ke Liberica. Nama ini diambil dari salah satu jenis kopi asal Afrika Barat, tepatnya di pantai Liberia. Kopi ini dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19, menggantikan kopi arabika yang banyak musnah akibat hama. Rasanya mirip robusta, yang belakangan lebih populer dibanding arabika.
Mereka juga menyajikan kopi luwak seharga Rp 150 ribu. Ada rasa buah ceri yang dominan dan tidak meninggalkan bekas rasa asam (acid). Selain diminum di sana, bubuk kopi luwak dijual Rp 830 ribu per 100 gram.
Coffeewar
Jalan Kemang Timur 15 A Jakarta Selatan
That's Life Coffee
Jalan Gunawarman No. 24, 2nd Floor, Jakarta Selatan. Telepon: (021) 7392942
Liberica Coffee
Pacific Place, Lantai 4, Unit 4-40&41
Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 52-53.
0 komentar:
Posting Komentar
-Kami tidak akan segan-segan menghapus komentar anda jika tidak berhubungan dengan artikel.
-Dilarang keras berkomentar dengan live lnik (akan dihapus).
-Komentar yang membangun sangat kami harapkan Untuk memajukan blog ini.