Seperti dimuat jurnal General Dentistry, peneliti yang
tergabung dalam Academy of General Dentistry, melakukan riset
melibatkan 68 responden berusia 12 sampai 15 tahun. Pada penelitian
ini, satu kelompok responden diminta memakan keju cheddar. Sedangkan
kelompok lain ada yang mengonsumsi susu dan minum yoghurt tanpa gula.
Setelah mengonsumsi jenis makanan tersebut, responden diminta berkumur.
Pengukuran
tingkat keasaman dilakukan beberapa kali. Pertama, sebelum peserta
mengonsumsi makanan tersebut, kemudian disusul setelah konsumsi makanan
dengan jarak waktu 10, 20, dan 30 menit.
"Responden yang minum
susu dan keju tidak mengalami perubahan pH. Sementara yang makan keju
tingkat keasamannya naik menjadi lebih basa," kata pimpinan penelitian
Vipul Yadav.
Perubahan tersebut, menandakan adanya perbedaan
pada tumpukan plak dalam mulut. Plak diketahui tumbuh subur pada
lingkungan asam. Sementara lingkungan basa menghalangi pertumbuhan plak.
Konsumsi keju akan membantu menetralisir lingkungan asam
dalam mulut. Sehingga, gigi terhindar dari risiko pembentukan karang
gigi dan memperkecil kemungkinan terjadinya lubang.
Hal ini
dikarenakan melimpahnya produksi saliva (liur), yang merupakan cara
alami tubuh untuk mempertahankan pH yang seimbang. Keju juga
menciptakan lapisan perlindungan di sekitar gigi. Lapisan yang terdiri
atas komponen biokimia ini, melindungi gigi dari asam yang bisa merusak
lapisan pelindung.
"Makanan fermentasi membuat lingkungan mulut
lebih basa, sehingga bisa melindungi gigi. Keju misalnya, memili
kemampuan anti-cavity (gigi bolong)," kata Yadav.
Senin, 10 Juni 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
-Kami tidak akan segan-segan menghapus komentar anda jika tidak berhubungan dengan artikel.
-Dilarang keras berkomentar dengan live lnik (akan dihapus).
-Komentar yang membangun sangat kami harapkan Untuk memajukan blog ini.